TUGAS
MATA KULIAH
ANTROPOLOGI
SOSIAL
MASJID KUNO KUNCEN
Dosen
Pengampu : Nur Dewi Setyowati, S.Sos,
M.Si
Disusun
oleh :
AJI
SULISTYO 1632010005
ARINDA
PRAMESTI R. C 1632010017
BETSYBA
MARISTIA E. S 1632010013
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN POLITIK
PRODI
ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERDEKA
MADIUN
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Cagar
budaya adalah daerah kelestarian hidup masyarakat dan peri kehidupannya
dilindungi oleh undang-undang dari bahaya kepunahan. Cagar budaya perlu
dilestarikan karena cagar budaya memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu
pengetahuan, agama, dan kebudayaan melalui proses penetapan. Cagar budaya
bersifat kebendaan berupa benda, bangunan, struktur, dan situs budaya.
Masjid Kuno Kuncen adalah salah satu cagar budaya yang berada di
Kota Madiun tepatnya terletak di Kelurahan Kuncen. Masjid Kuno Kuncen merupakan
saksi bisu berdirinya Kota Madiun. Masjid ini didirikan oleh Pangeran Timur yang merupakan putra Sultan Trenggono atau adik ipar dari Sultan Hadiwijaya.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
Sejarah berdirinya Masjid Kuno Kuncen?
2. Apa
saja situs sejarah yang terdapat di Masjid Kuno Kuncen?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui lebih lanjut mengenai Cagar
Budaya Masjid Kuno Kuncen.
2. Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Antropologi Sosial.
D. Manfaat
Penulisan
Diharapkan makalah ini dapat memberikan
informasi lebih lanjut mengenai situs budaya dan situs sejarah Masjid Kuno
Kuncen.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
SEJARAH
BERDIRINYA MASJID KUNO KUNCEN
Masjid
Kuno Kuncen atau Masjid Nur Hidayatulloh adalah masjid kedua tertua di wilayah
Madiun setelah Masjid Kuno Taman. Masjid ini merupakan salah satu bukti asal usul
berdirinya Madiun. Masjid ini didirikan oleh Pangeran Timur yang merupakan putra Sultan Trenggono atau adik ipar dari Sultan Hadiwijaya. Beberapa orang disekitar masjid dan juru
kunci beranggapan
sejarah berdirinya Masjid Kuno Kuncen diawali dari adanya perang saudara yang terjadi di
Kerajaan Demak yang dimenangkan oleh Mas Karebet atau Joko Tingkir.
Joko
Tingkir yang berkuasa bermaksud untuk memindahkan pusat pemerintahan dari Demak untuk
bersatudengan Kerajaan Pajang,
karena tidak setuju dengan keputusan
Joko Tingkir akhirnya Pangeran
Timur memutuskan untuk pergi
ke wilayah Timur dan menyebarkan ajaran agama Islam. Hingga suatu saat, Pangeran Timur yang melakukan perjalanan ke wilayah Timur bertemu
dengan seorang kyai, lalu beberapa
waktu kemudian Pangeran
Timur dan seorang kyai tersebut sepakat
untuk membuat sebuah pemerintahan
yang berpusat
di wilayah Sogaten yang menjadikan Pangeran
Timur sebagai Bupati
Madiun pertamapada tanggal 18 Juli 1568 dengan
nama lain Panembahan
Rama atau Ki Ageng Panembahan
Ronggo Jumeno. Karena dengan berbagai pertimbangan
akhirnya pada
tahun 1575 Pangeran
Timur selaku Bupati
memindahkan pusat
pemerintahan
dari daerah Sogaten ke daerah Wonorejo (sekarang Kuncen).
Disamping
menjadi Bupati,
Pangeran
Timur juga membawa misi untuk menyebarkan agama Islam di daerah Madiun.
Tujuannya, tugas pemerintahan
dan penyebaran
agama Islam dapat
selalu beriringan maka Pangeran
Timur dan seorang kyai setuju untuk membuat sebuah masjid di daerah Kuncen
sebagai pusat
penyebaran
agama Islam dan pusat
pemerintahan.
Jadi memang patut
diduga bahwa Masjid Kuno Kuncen tersebut
berdiri setelah tahun 1575 atau akhir abad XVI. Karena masjid ini masih belum
mempunyai
nama karena memang tidak adanya sumber tertulis tentang pendirian masjid ini, maka orang –
orang lebih sering menyebut Masjid Kuno Kuncen. Karena letak dari masjid ini
yang berada di Kelurahan Kuncen. Hingga pada tahun 1970 warga sekitar sepakat untuk merubah nama menjadi
Masjid Nur Hidayatulloh.
Meski
telah berubah nama sampai sekarang orang – orang lebih
sering menyebutnya Masjid Kuno Kuncen, selain merubah nama masjid warga sekitar
juga memindahkan tata letak Masjid Kuno Kuncen karena dianggap kurang strategis yang semula
berada disamping
Selatan (sekarang makam umum kuncen). Makam Pangeran Timur dipindah ke sebelah Timur makam agar
dapat
mudah dijangkau oleh semua warga atau musafir. Selain makam Pangeran Timur sebagai Bupati pertama yang berada disamping masjid juga terdapat makam Bupati Madiun lainnya seperti makam Raden Mas Bagus Petak (Bupati Madiun ke-6), makam Adipati Kenitren Martoloyo (Bupati Madiun ke-7), makam Pangeran Adipati Balitar (Bupati Madiun ke-8), makam Pangeran Tumenggung Balitar Tumapel (Bupati Madiun ke-9).
B.
SITUS
SEJARAH MASJID KUNO KUNCEN
Masjid
Kuno Kuncen merupakan situs Budaya yang terletak di Kelurahan Kuncen Kota
Madiun. Ada beberapa situs sejarah dari Masjid Kuno Kuncen seperti
:
1. Puncet
Berfungsi sebagai tanda datangnya waktu sholat dengan cara melihat bayangan yang ditimbulkan dari cahaya sinar matahari.
2. Gentong
Berfungsi sebagai wadah air minum para jamaah Masjid
pada waktu itu.
Selain situs sejarah Masjid Kuno Kuncen juga
terdapat lima makam para Bupati
terdahulu Madiun. Berikut ini adalah kelima makam tersebut :
1.
Ki Ageng Panembahan Ronggo Jumeno
(Pangeran Timur)
Ki Ageng Panembahan Ronggo Jumeno (Pangeran Timur)
adalah Bupati Madiun Pertama (1568-1586). Beliau dimakamkan di pemakaman Kuncen Kota Madiun. Pangeran Timur adalah putra dari Raja
Demak, Sultan Trenggono. Ayah dari Pangeran Timur adalah Raja ketiga kesultanan
Demak yang memerintah pada tahun 1521-1546.
2.
R. Mas Bagus Petak (Mangkunegoro I)
R. Mas Bagus Petak adalah Bupati Madiun ke-enam
(1601-1613). Beliau putra dari Pangeran Singasari atau Raden Santri yang
berasal dari Kerajaan Mataram.
3.
Adipati Martoloyo (Mangkunegoro II)
Adipati Martoloyo adalah Bupati Madiun ke-tujuh
(1613-1645). Beliau putra dari Kanjeng Panembahan Senopati atau Sutowijoyo (Raden
Bagus Sutawijaya).
4.
Adipati Balitar / Kiai Irodikromo
(Mangkunegoro III)
Adipati Balitar / Kiai Irodikromo adalah Bupati
Madiun ke-delapan (1645-1677). Beliau putra dari Ki Ageng Panembahan Djuminah
atau Pangeran Adipati Djuminah Petak.
5.
P. Tumenggung Balitar Tumapel
(Mangkunegoro IV)
P. Tumenggung Balitar Tumapel adalah Bupati Madiun
ke-sembilan (1677-1703). Beliau putra
dari Adipati Balitar / Kiai Irodikromo tidak lain adalah Bupati ke-delapan
Madiun.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Situs
Cagar Budaya adalah lokasi yang berada di darat ataupun di air yang mengandung
benda cagar budaya, bangunan cagar budaya , struktur budaya sebagai hasil
kegiatan manusia atau bukti kejadian pada masa lalu.
Masjid Kuno Kuncen atau Masjid Nur
Hidayatulloh adalah masjid kedua tertua di wilayah Madiun. Masjid ini merupakan salah satu bukti asal usul
berdirinya Madiun. Masjid ini didirikan oleh Pangeran Timur yang merupakan putra Sultan Trenggono.
Terdapat beberapa situs sejarah yaitu
, Puncet dan Gentong. Selain itu terdapat makam Bupati Madiun terdahulu yakni,
Ki Ageng Panembahan Ronggo Jumeno (Pangeran Timur) menjabat pada tahun
1568-1586, R. Mas Bagus Petak (Mangkunegoro I) menjabat pada tahun 1606-1613,
Adipati Martoloyo (Mangkunegoro II) menjabat pada tahun 1613-1645, Adipati
Balitar/ Kiai Irodikromo (Mangkunegoro III) menjabat pada tahun 1645-1677, dan
yang terakhir P. Tumenggung Balitar Tumapel (Mangkunegoro IV) menjabat pada
tahun 1677-1703.
B. SARAN
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi
bahasan dalam makalah ini, tentunya
banyak kelemahan dan kekurangan karenaterbatasnya pengetahuan, kurangnya
rujukan dan referensi yang kami peroleh hubungannya denganmakalah ini. Penulis
berharap, pembaca berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun demi
sempurnanya makalahini. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya
dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Wawancara
dengan Juru Kunci Masjid Kuno Kuncen dan komplek Makam para Bupati Madiun
terdahulu (Bpk. Siamunir)
Kemdikbud,
Cagar Budaya.
(diakses pada 21 November 2013, pukul
21.20)
Dias,
Fitri. Masjid Kuno Kuncen.
(diakses pada 22 Oktober 2014)
Arif
Wahyu Efendi. Jejak Pangeran Timur di Masjid Kuno Kuncen.
(diakses pada Jumat, 17 Juni 2016 pukul 05.00
WIB)